Wednesday, October 9, 2013

ptyas korros

Sinonim: Coluber korros Ular Koros Kecil Indochinese Rat Snake Panjang total tubuhnya agak besar dapat mencapai 2000 mm dengan ekor yang panjang. Punggung bagian anterior berwarna coklat-hijau pudar, sedangkan bagian posterior coklat atau kekuning-kuningan. Pinggir sisik-sisik ekornya bertepi hitam. Sisik di sekitar anus berwarna putih kekuning-kuningan. Pada ular yang masih muda, bagian anterior badannya ada beberapa baris bintik-bintik berwarna keputihan yang tersusun melintang. Panjang jarak antara moncong-anus mencapai 1780 mm. Bibir atas berjumlah 8 sisik, yang keempat dan kelima menyentuh mata. Sisik preocular hanya 1 dan besar. Serupa dengan Ptyas carinatus ada sisik subocular yang ukurannya kecil di bagian anterior seolah-olah kelihatannya seperti sisik preocular yang lainnya. Sisik postocular ada 2. Sisik loreal ada 2 atau 3. Sisik dorsal pada bagian tengah badannya terdiri dari 15 baris, halus dan kadangkala berlunas tapi lemah. Sisik-sisik ventral berjumlah antara 160-187. Sisik anal ganda. Sisik-sisik subcaudal berjumlah 122-147 dan terdiri dari 2 baris sisik. Ular ini umum ditemukan di dataran rendah dan perbukitan hingga mencapai ketinggian 1500 m dpl. Aktifitas hariannya di pagi dan senja atau dini hari. Biasa bergerak di permukaan tanah maupun secara arboreal. Makanannya binatang mamal kecil seperti tikus, katak, burung-burung kecil, kadal dan jenis ular lainnya. Perkembang-biakannya dengan cara bertelur, betina akan mengeluarkan telur kira-kira sebanyak 12 butir. Gigitan ular ini walaupun tidak berbisa tapi akan menyebabkan sakit sekali. Penyebaran:

Ular sanca kembang

Sanca kembang adalah sejenis ular tak berbisa yang berukuran besar. Ukuran terbesarnya dikatakan dapat melebihi 10 meter. Lebih panjang dari anakonda (Eunectes), ular terbesar dan terpanjang di Amerika Selatan. Nama-nama lainnya adalah ular sanca; ular sawah; sawah-n-etem (Simeulue); ular petola (Ambon); dan dalam bahasa Inggris reticulated python atau kerap disingkat reticulated python atau kerap disingkat retics


Sanca kembang ini mudah dikenali karena umumnya bertubuh besar. Keluarga sanca (Pythonidae) relatif mudah dibedakan dari ular-ular lain dengan melihat sisik-sisik dorsalnya yang lebih dari 45 deret, dan sisik-sisik ventralnya yang lebih sempit dari lebar sisi bawah tubuhnya. Di Indonesia barat, ada lima spesiesnya: tiga spesies bertubuh gendut pendek yakni kelompok [[ular peraca]] (''Python curtus'' group: ''P. curtus'', ''P. brongersmai'' dan ''P. breitensteini'') di [[Sumatra]], [[Kalimantan]] dan [[Semenanjung Malaya]]. Dua spesies yang lain bertubuh relatif panjang, pejal berotot: ''P. molurus'' ([[sanca bodo]]) dan ''P. reticulatus''. Kedua-duanya menyebar dari [[Asia]] hingga [[Sunda Besar]], termasuk [[Jawa]]. ''P. molurus'' memiliki pola kembangan yang berbeda dari ''reticulatus'', terutama dengan adanya pola V besar berwarna gelap di atas kepalanya. Sanca kembang memiliki pola lingkaran-lingkaran besar berbentuk jala (''reticula'', jala), tersusun dari warna-warna hitam, kecoklatan, kuning dan putih di sepanjang sisi dorsal tubuhnya. Satu garis hitam tipis berjalan di atas kepala dari moncong hingga tengkuk, menyerupai garis tengah yang membagi dua kanan kiri kepala secara simetris. Dan masing-masing satu garis hitam lain yang lebih tebal berada di tiap sisi kepala, melewati mata ke belakang.
Sisik-sisik ''dorsal'' (punggung) tersusun dalam 70-80 deret; sisik-sisik ''ventral'' (perut) sebanyak 297-332 buah, dari bawah leher hingga ke anus; sisik ''subkaudal'' (sisi bawah ekor) 75-102 pasang. Perisai ''rostral'' (sisik di ujung moncong) dan empat perisai ''supralabial'' (sisik-sisik di bibir atas) terdepan memiliki lekuk lubang penghidu bahang (''heat sensor pits'') yang dalam (Tweedie 1983).

JENIS JENIS ULAR DI INDONESIA


Reptil yang satu ini memang sudah akrab di kehidupah kita, sehingga kehidupan tentang ular menimbulkan keingin tahuan kita. Beikut ini adalah jenis-jenis ular yang biasa kita kenal. Baik ular yang berbisa (memiliki racun, venom), maupun yang tidak. Akan tetapi tidak perlu terlalu kuatir bila bertemu ular. Dari antara yang berbisa, kebanyakan bisanya tidak cukup berbahaya bagi manusia.
Lagipula, umumnya ular pergi menghindar bila bertemu orang. Ular-ular primitif, seperti ular kawat, ular karung, ular kepala dua, dan ular sanca, tidak berbisa. Ular-ular yang berbisa kebanyakan termasuk suku Colubridae; akan tetapi bisanya umumnya lemah saja.
Jenis ular-ular yang berbisa kuat di Indonesia biasanya termasuk ke dalam salah satu suku ular berikut: Elapidae (ular sendok, ular belang, ular cabai, dll.), Hydrophiidae (ular-ular laut), dan Viperidae (ular tanah, ular bangkai laut, ular bandotan). Berikut ini beberapa jenis-jenis ular yang ada di indonesia:suku Typhlopidae ular kawat (Rhamphotyphlops braminus)suku Cylindrophiidae ular kepala-dua (Cylindrophis ruffus)suku Pythonidae
ular sanca kembang (Python reticulatus)
ular peraca (P. curtus)
ular sanca hijau. (Morelia viridis') suku Acrochordidae ular karung (Acrochordus javanicus)suku Xenopeltidae ular pelangi (Xenopeltis unicolor)suku Colubridae
Ular kisik alias ular lare angon, Xenochrophis vittatus
ularsiput (Pareas carinatus)
ular-air pelangi (Enhydris enhydris)
ular kadut belang (Homalopsis buccata)
ular cecak (Lycodon capucinus)
ular gadung (Ahaetulla prasina)
ular cincin mas (Boiga dendrophila)
ular terbang (Chrysopelea paradisi)
ular tambang (Dendrelaphis pictus)
ular birang (Oligodon octolineatus)
ular tikus atau ular jali (Ptyas korros)
ular babi (Elaphe flavolineata)
ular serasah (Sibynophis geminatus)
ular sapi (Zaocys carinatus)
ular picung (Rhabdophis subminiata)
ular kisik (Xenochrophis vittatus) suku Elapidae
ular cabai (Maticora intestinalis)
ular weling (Bungarus candidus)
ular sendok (Naja spp.)
ular king-cobra (Ophiophagus hannah) suku Viperidae
ular bandotan puspo (Vipera russelli)
ular tanah (Calloselasma rhodostoma)
ular bangkai laut (Trimeresurus albolabris)